Selasa, 03 Desember 2013

Disini kumencoba

sayang aku harus bagaimana menghadapimu ?
merangkul bahunya , membiarkannya tidur dipangkuanmu,
beradu tawa dengannya, mengenggam kedua tangannya,
menghangatkan tubuhnya . semua itu kau lakukan didepanku tawa kebahagiaan .
tak kau anggap kah aku ? aku berada tepat didepan kedua matamu sayang .
apa kau kira hati ini kuat ?
sekuat gatot kaca ditokoh perwayangan ? tidak sayang , tidak !
hatiku sangat mudah untuk tercabik cabik sangat mudah untuk cemburu sayang .
dengan mudahnya kau bermesraan didepanku dengannya,
memang kutahu kau dan aku sekrang tak lagi seperti dulu
tapi tidak adakah sedikit rasa iba mu terhadapku disini ?
disini ku mencoba melawan jutaan kamu yang mengepul diotaku seperti kepulan kabut dipegunungan .
dsini kumencoba melawan jutaan kamu yang sampai saat ini masih tetap tinggal diotakku.
disini kumencoba melawan semua semua tentangmu ,
berkali kali kau memperlihatkan kemesraanmu didepanku sayang.
aku mencoba melawan rasa cemburuku , melawan rasa egoisku.
kau kira aku tak sakit ? kau kira aku baik baik saja ?
tidak sayang , aku menangis , hatiku merintih cukup ! cukup ! aku tak tahan melihat semua ini
dengan dalih alasan lain aku menangis , dengan alasan yang tak logis aku menangisimu.
entah dengan apa lagi aku harus mencari alasan untuk menangis sayang
karna memang raga ini sudah tak kuasa menahan sakit , sakit melihat sikapmu.
sayang jaga sikapmu didepanku kalau memang kau masih punya nurani untukku sayang .
aku percaya ada beribu alasan untukku menangis , menangisimu sayang .




teruntukmu 

aku tahu kita tak lagi sejalan 
tak lagi satu tujuan , aku tahu 
teruntuknya 
mengertilah aku , posisiku

0 komentar:

Posting Komentar